Ternyata
yang namanya petunjuk ataupun hidayah bisa didapat kapan dan di mana saja, dari
sumber mana saja, baik sumber yang besar dan luar biasa ataupun dari sumber
yang biasa-biasa saja. Sama halnya dengan yang saya dapat saat ini, padahal
tidak biasanya Majalah Media Pembinaan yang setiap bulan saya dapatkan saya
baca dengan baik. Kali ini LUAARR BIASA majalah bulanan edisi No. 10/XXXVII
edisi Januari 2011 membuat saya tertarik untuk membacanya sehingga sampailah
saya pada rubrik MP inspirasi halaman 35, pada halaman tersebut tertulis sebuah
judul artikel yang sangat menarik : HATI NURANI vs HAWA NAFSU, berikut ini isi
artikel yang ditulis secara apik oleh seorang GURU MI Selamaya Kab. Ciamis yang
bernama Ludi Kamaludin tersebut.
Tak dapat
dipungkiri lagi bahwa kita semua sebagai makhluk hidup pasti mengalami kematian
seuai dengan firman Allah dalam Al Quran yang tidak diragukan lagi
kebenarannya. Namun demikian hamper semua manusia merasa seakan hidup ini masih
lama padahal kapan ajal dating menjemput tak ada yang tahu kecuali Allah azza
wajalla.
Begitu
pula kita mengimani benar bahwa setelah kehidupan di dunia ini ada kehidupan
yang kekal dimana baik dan buruknya ditentukan oleh kehidupan sekarang ini.
Kita tinggal memilih dengan akal yang telah Allah anugerahkan jalan mana yang
akan dilalui, walau terkadang keinginan dan ucapan tidsk sesuai dengan
kenyataan dan perbuatan. Semua orang pasti ingin kehidupan di akhirat nanti
dalam keadaan yang diridloi Allah tetapi kenyataan dalam kehidupan sekarang
selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak diridloi-Nya.
Secara
tidak disadari terkadang kita memandang sebelah mata serta nyaman membiarkan
kebiasaan perbuatan menyamarkan hokum yang telah jelas hukumnya. Suap menyuap
yang kita semua tahu bahwa hal itu dilarang tetap dilakukan dengan alasan
berbuat baik kepada orang yang telah berbuat baik kepada kita, padahal apapun
alasannya SUAP MENYUAP ITU DOSA dan parahnya lagi hal itu jadi makanan
sehari-hari demi kepentingan kemewahan dunia. Mengambil hak orang lain
terkadang sudah menjadi hal yang biasa dengan berbagai alasan yang dibuat-buat.
Sebaliknya perbuatan-perbuaran yang menurut agama baik karena tidak sesuai
dengan hawa nafsunya jadi perdebatan.
Begitupula
kegiatan manpulasi data yang jelas-jelas merugikan orang lain serta pada
dasarnya membohongi dirinya sendiri sudah dianggap hal yang wajar dan sudah
menjadi rahasia umum. Orang yang digaji untuk bekerja melayani orang lain
terkadang masih meminta imbalan tambahan padahal pekerjaan itu sudah menjadi
tugas dan tanggung jawabnya.
Kita semua
akui semua itu sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Apabila tidak
berhati-hati bukan tidak mungkin kita akan masuk dalam lingkungan kehidupan
seperti itu. Apalagin sebagain KARYAWAN YANG BEKERJA DI KEMENTERIAN AGAMA kita
mesti berhati-hati dan dapat menahan diri dari godaan hawa nafsu duniawi agar
tidak terjebak dalam keadaan itu.
Pada
dasarnya semua orang memiliki hati nurani yang tak pernah bohong, namun
demikian hati nurani itu sering kali dikalahkan oleh hawa nafsu duniawi demi
mengejar kemewahan dan kepentingan pribadi. Sebagai orang yang memiliki hati
nurani sudah selayaknya kita introspeksi diri apakah hati nurani kita selalu
dikalahkan oleh hawa nafsu atau sebaliknya.
Sejenak luangkan
waktu kita berpikir untuk bermuhasabah tentang apa yang telah kita lakukan di
dunia fana ini sebab hidup di dunia ini hanyalah sebuah persinggahan untuk
menggapai kehidupan akhirat kelak. Bertaubat janganlah menunggu usia tua atau
setelah pensiun dari kerja. Janganlah kita terlalu lantang menyuarakan
keburukan yang dilakukan oleh orang lain sementara kejelekan kita
ditutup-tutupi. Memulai memperbaiki kesalahan-kesalahan hidup dari kita sendiri
merupakan suatu langkah awal menuju kehidup0an yang lebih baik.
Semua
kesenangan dan kemewahan yang dirasakan di dunia ini sedikitpun tidak akan
terbawa ketika kita dipanggil Yang Maha Kuasa apabila kemewahan itu didapat
dari jalan yang tidak baik. Akan tetapi dengan iman, hati nurani serta
ketakwaan yang kuat maka hasil perbuatan termasuk kemewahan itu akan menolong
kita dikehidupan kelak.
Akhirnya
mari sama-sama berdoa semoga perbuatan-perbuatan yang kita lakukan senantiasa
mendapat lindungan dan Rahmat dari Allah swt sehingga dapat terhindar dari
segala hal yang membawa kita ke jalan yang sesat.
Amiin Yaa
Rabbal ‘aalamiin.
*) ditulis
LUDI KAMALUDIN dalam MEDIA PEMBINAAN edisi januari 2011.
Leres pisan kang, zaman kiwari sok rajeun aya keneh nu sok nyuhnugkeun buruh padahal eta teh padamelan anjeuna keneh. sapertos kalakuan org2 UP sok rajeun nyuhungkeun buruh kanggo kenaikan pangkat. Duka ah liyeurrrr ...., mangga we emutan.
BalasHapus